Secangkir Teh (drabble)

Judul: Secangkir Teh
Word Count: 357
Rating: G saja

Phoenix Wright hanya ditemani oleh secangkir teh di ruangan itu. Edgeworth barusan pergi meninggalkan ruangan. Untungnya jaksa itu sempat membuatkan teh untuk Phoenix yang kebetulan sedang flu.

Phoenix berusaha mencium aroma Earl Grey kebanggan Edgeworth dengan susah payah. "Sepertinya akan terasa sepat...", pikirnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Phoenix kurang menyukai teh; dia lebih memilih kopi. "Hmm aku harus melakukan sesuatu"

Sang pengacara langsung menuju ke meja kerja Edgeworth. Perlahan-lahan dia membuka laci Edgeworth. Dia tidak ingin membuat laci temannya berantakan, atau Edgeworth akan mencelanya dengan sinis.

"Ketemu!", serunya girang ketika melihat apa yang dia cari. Phoenix langsung mengeluarkan botol bening berisi bubuk putih dari laci. Sambil bersenandung ia membubuhkan bubuk putih di botol ke cangkir.

Merasa cukup, ia mengembalikan botol itu ke laci. Phoenix mengangkat cangkir di genggamannya, bersiap meminumnya. "Tapi tunggu", Phoenix mendengar suara dalam kepalanya. "Bagaimana kalau masih terasa sepat? Kau kan tahu sendiri bagaimana selera Edgeworth..."

Setelah berpikir sepersekian detik, Phoenix mengiyakan suara dalam kepalanya. Dia meraih botol bening itu kembali dan membubuhkan isinya. Dia membubuhkan agak banyak kali ini. Dia berpikir sebentar kemudian membubuhkan lagi dan lagi.

Sampai akhirnya Phoenix membubuhkan kira 4 sendok teh baru dia berhenti. "Nah, kalo begini tidak akan terasa sepat lagi", pikirnya puas. Dia kemudian mengembalikan botol tersebut ke dalam laci dan menutupnya rapat-rapat. Dia lalu mengangkat cangkir porselen itu dan mulai menegak isinya.

"BUUWAAHHH!!"

Phoenix, yang barusan menyemburkan minuman di mulutnya, langsung mengelap mulutnya dengan sapu tangan. "Sialan, sialan!", serunya kesal. Seketika kekesalan Phoenix sirna saat melihat akibat perbuatannya.

Sofa magenta Edgeworth ternoda oleh tumpahan teh. Kekhawatiran jelas terlihat di matanya. "Oh tidak, sofa Edgeworth yang sempurna! Bagaimana ini??" Buru-buru ia menyeka bekas teh itu dengan sapu tangannya.

"Ayo cepat, Phoenix! Sebelum Edgeworth kembali..." Dia terus menyeka noda itu sampai tangannya pegal. Phoenix takut Edgeworth kembali saat sofanya masih kotor. Phoenix juga takut Edgeworth tidak akan mendengarkan penjelasan Phoenix. "Tapi aku sedang flu, Edgeworth! Aku tidak bisa mencium bau apapun" dan semacamnya tidak akan membuat Edgeworth memberikan toleransi.

Phoenix sudah bisa membayangkan reaksi Edgeworth saat ia kembali. Edgeworth akan sangat jengkel pada Phoenix. Dan ia sangat yakin Edgeworth akan mencelanya dengan "Wright! Belajarlah membedakan gula halus dengan merica!!"

----

Asli, hasil commentbox karena bosen nungguin download-an selesai... Maaf kalo aneh m(_ _)m

Ps: Ga mungkin banget sih orang keliru gula halus sama merica D:

*clap hand*
Worthy... worthy... kenapa kau bisa membuat ff gokil begini? Dasar Naru buta

Karena daku bosan?

OJEKTION! Naru eror bukan karena dia ga liat, tapi karena dia ga bisa nyium bau merica (halah)

wkwkwkw singkat tapi menghibur!

mungkin feenie mikir, "gulanya orang elit itu warnanya kaya merica.."

wakakakakakak! kocak ah haahahahaha gula rasa merica feenie kualat

Namanya Phoenix bukan Naruhodo lagi sekarang

NaruBodo