Daryan, I consider that my last session with you... We rocked. Klavier Gavin, Lead Vocal of The Gavinners |
| | Mendadak jadi bintang iklan | |
| | |
Author | Message |
---|
vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 11:29 am | |
| Inspirasi didapat dari topic 'iklan produk + AA' terima kasih atas sgala idenya Chapter 1 - Spoiler:
Mendadak jadi bintang iklan
Chapter 1
Suatu pagi yang indah dan cerah, seperti biasa, Apollo dan Trucy berada di Wright&Co. Anything Agency. Beberapa hari ini mereka tidak mendapat klien sehingga mereka menghabiskan waktu mereka sehari-hari dengan berjalan-jalan sekitar kota. Namun, pada suatu hari, seseorang merubah seluruh hidup mereka.
“Hey, kalian berdua!” Triak seorang pria kepada Apollo dan Trucy.
“Si-siapa? Kami?”
“Ya, kalian!”
“Polly, kau kenal dia?” Tanya Trucy pada Apollo.
“T-tidak… mungkin ia akan minta bantuan kita pada pengadilan?”
Apollo dan Trucy mendekati pria itu.
“Ya? Ada apa, pak?”
“Saya lagi mencari dua orang untuk dijadikan bintang iklan nih… Kalian berdua mau?”
“B-b-b-b-b-bintang iklan!?” Mata Trucy langsung berkaca-kaca. “Polly!! Kau dengar apa kata dia? KITA AKAN MENJADI BINTANG IKLAN!!”
“Err… tapi pak, saya tidak bisa menjadi bintang iklan… perkerjaan saya adalah sebagai pengacara. Tidak mungkin saya bisa menjadi seseorang yang terkenal.”
“Hmm? Apollo Justice, kan? Kau sudah cukup terkenal di dunia hukum. Sekarang waktunya kau terkenal di dunia periklanan. Kenalkan, nama saya Edward Tisment. Menurut saya, kalian berdua cocok menjadi bintang iklan. Bahkan Klavier Gavin pun sudah menandatangani kontrak iklan dengan saya.”
“KLAVIER?!” Apollo langsung kaget mendengar nama itu. “Klavier? Huh, dia lagi dia lagi… Tapi, aku tidak boleh kalah dengannya!! Di dunia hukum maupun di dunia iklan!! Baiklah, akan kuterima tawaran Pak Edward.”
“Jika kalian tidak mau menerimanya, saya akan mencari orang lain…” Edward mulai jalan menjauhi mereka berdua.
“Tunggu, Pak Edward!!” Apollo memanggilnya.
“Polly… Jangan katakan padaku kalau…”
“Pak Edward, kami akan menerima tawaran bapak!!”
Trucy kaget. Dia langsung menampar-nampar dirinya untuk membuktikan apakah ini kenyataan atau mimpi.
“Baiklah, mari kita pergi ke kantor saya, kalian harus menandatangani kontrak dengan saya.” Pak Edward mengajak Apollo dan Trucy ke mobilnya.
-Sesampai di Kantor-
“Waaah, Polly!! Tempat ini besar sekali!!” Trucy menengok ke kanan dan ke kiri berulang-ulang kali.
“Silahkan masuk.” Pak Edward membukakan pintu suatu ruangan.
Pada saat Apollo masuk ruangan, Ia tidak percaya apa yang dia lihat pada saat itu.
“K-K-K-Klavier?! Ngapain kau di sini?”
“Acthung! Aku tak percaya… Pak, mengapa kau membawa mereka?”
“Klavier, saya tahu kau dan Apollo sudah saling mengenal. Dan itulah sebabnya saya membawa mereka ke sini. Supaya iklannya dapat berjalan dengan baik karena saya tahu kalian bisa bekerja sama dengan baik.” Edward menjelaskan kepada Klavier yang sudah memasang muka yang tidak enak dilihat.
“Oke, jadi begini… Aku menerima tawaran Pak Edward supaya bisa mengalahkan Klavier di dunia periklanan dan sekarang Klavier adalah rekan kerjaku? Bagus sekali… Sangat bagus…”
“Yay!! Jadi aku akan menjadi rekan kerja Klavier juga?” Tanya Trucy dengan senang hati.
“Ya, tentu saja, Fraulein!!”
“Oh… mimpi buruk… mimpi buruk untukku… Klavier dan Trucy… Siapa lagi yang akan melanjutkan kesengsaraan ini?”
“Polly, kau tidak apa-apa? Kau terlihat mual…”
“Tidak… Aku tidak apa-apa…”
“Oke, Apollo dan Trucy, silahkan menandatangani kontrak ini…” Edward memberikan setumpuk kertas.
“…” Apollo membaca kontraknya dengan seksama.
“Selesai!!” Sementara Trucy, tidak membacanya sama sekali dan langsung menandatanganinya. “Ayolah, Polly, cepat tandatangani kontrakmu!!”
“Tapi… Bukannya kontrak harus dibaca dulu?”
“Sudahlah, cepat!! Sini, aku tandatangani…”
“O-oii!! Trucy!! Kau memalsukan tanda tanganku!!” Apollo terlihat marah.
“Ini pak, kami sudah menandatanganinya!!” Trucy memberikan kertas-kertas itu kepada Edward.
“Ahh!! Tunggu!!” Sebelum Apollo mengatakan yang sebenarnya, Trucy sudah menutup mulut Apollo dengan tangannya.
“Klavier, apa yang kau perlukan sampai kau datang ke sini?”
“Tidak, saya hanya ingin melihat rekan-rekan kerja saya yang lain…”
“Tunggu… Apa maksud Klavier dengan ‘yang lain’? Apakah dia sudah mempunyai banyak rekan kerja?” Apollo mulai kebingungan.
“Y-yang lain? Apa maksudmu?” Apollo mulai bertanya.
“Maksudmu, kau tidak tahu? Dalam satu proyek iklan ini, tidak hanya kita bertiga… Tapi ada satu orang lain!”
“S-satu orang lain? S-siapa?”
“Kalian seharusnya mengenal orang ini dengan baik.”
“Tunggu! Aku mau menebaknya…” Trucy kegirangan mendengarnya. “Daryan? Hmm… sepertinya bukan… Machi? Lamiroir? Ayahku (Phoenix)?”
“Bukan… masih ada satu orang lagi yang kalian kenal baik.. seorang wanita…”
“Satu orang lagi… wanita… hmmm Vera? Kayaknya bukan… Kami tidak mengenalnya dengan baik…”
“Tunggu.. Klavier… Jangan bilang kalau wanita itu…” Polly sudah mengetahuinya.
“EMA SKYE!! PASTI DIA!!” Trucy akhirnya menemukan jawaban yang tepat.
“Betul sekali, Fraulein!! Kau hebat!!”
-Hari pembuatan iklan-
“Apollo ingat peranmu dalam iklan ini oke?” Edward menasehatinya. Apollo menganggukan kepalanya.
“Jadi impianku seperti ini? Pertama, mengharapkan menjadi lebih terkenal dari Klavier tapi malahan menjadi ‘rekan kerja’nya? Kedua, mengharapkan menjadi bintang iklan utama dan sekarang? Aku harus menyebutkan kata-kata “MY CHORDS OF STEEL DON’T EVEN WORK ON AXE?” dengan tampang mengecewakan? Apa maksudnya ini? Aku sudah protes pada Pak Edward, dan dia blg “hal itu sudah tercantum di kontrak dan kau sudah menandatanganinya.” Mungkin sekali ini saja? Mungkin iklan selanjutnya, aku akan menjadi bintang iklan yang akan terkenal di seluruh dunia.”
“Ayo, cepat-cepat!! Kita harus memulainya!!”
---
--- Beberapa bulan setelah selesai pembuatan iklan
“Apollo!! Kau tampak bagus sekali!! Kontrakmu dengan saya belum selesai, kali ini kau akan membintangi iklan lain. Sayangnya, kontrak saya dengan Klavier sudah selesai… Dan Trucy pun sudah di recruit dengan perusahaan lain.” Edward mulai tidak semangat.
“MAKSUDMU, KLAVIER DAN TRUCY SEKARANG MENJADI SAINGAN SAYA?”
“Ya, begitulah… Saya percaya padamu, Apollo! Kau akan menjadi bintang iklan yang sangat terkenal!”
“Hmm.. baiklah! Jika sekarang mereka menjadi saingan!! PREPARE FOR MY CHORDS OF STEEL!!”
--End of Chapter 1--
Chapter 2 - Spoiler:
Chapter 2
“Apollo!!” suara Pak Edward terdengar dari ruangannya.
“Ya, pak?”
“Saya sudah mendapat ide untuk iklan lain. Kali ini kita akan mempromosikan jel rambut. Bagaimana menurutmu?” Jelas Pak Edward kepada Apollo.
“Hmm… Jel Rambut? Mungkin Pak Edward mengakui kekerenan rambut aku… Brarti ini kesempatan aku buat ngebuktiin kalo aku mampu jadi bintang iklan!!”
“Apollo, bagaimana menurutmu?” Edward bertanya lagi.
“Ehh… Umm… menurut saya itu ide yang sangat baik!!” Jawab Apollo sejujurnya.
“Baiklah, mari saya perkenalkan rekan kerjamu pada iklan ini… Silahkan masuk!!”
Seseorang yang memiliki rambut yang beda dari yang lain (dan agak lebay) masuk ke ruangan Edward.
“D-D-D-DARYAN?!” Apollo sangat kaget melihat Daryan yang berdiri di sebelahnya.
“Oh, jadi kalian sudah saling mengenal? Bagus kalau begitu. Daryan akan menjadi bintang iklan kali ini dan kau, Apollo, kau akan menjadi peran tambahan.”
”Tapi, pak!! Kenapa saya jadi peran tambahan lagi? Kemarin kan sudah!!”
“Tidakkah kau ingat isi dari kontrak yang kau tandatangani itu?” Edward menegurnya.
“TRUCY!!! AWAS KAU NANTI!!” “Eh… iya, pak, saya ingat…”
“Bagus! Bagus! Baiklah, pembuatan iklan akan dilaksanakan dua hari lagi pukul dua siang. Saya tidak mau ada yang telat!! Jika masih ada yang telat, kau akan mendapat ‘hadiah’!”
--Dua hari kemudian—
“DUH GAWAT!! GAWAT!! GAWAT!! GAWATTT!!!” Apollo berlari-lari dari rumahnya menuju tempat pembuatan iklan. Waktu menunjukkan pukul 1.50. Biasanya, waktu dari rumah Apollo ke tempat tersebut memakan waktu secepat-cepatnya 20 menit.
Pada akhirnya, ia sampai di tempat tujuan pukul 2.05. Sudah terlihat Edward yang memasang muka marah.
“Apollo!! Sini kau!!”
Apollo mendekati Edward pelan-pelan dengan memasang muka yang memelas.
“Kau ingat apa yang kukatakan dua hari yang lalu? ‘Tidak boleh ada yang telat’ kau ingat?”
“Iy-iya pak, saya ingat… Tapi-”
“Tidak ada tapi!! Cepat bersiap-siap hukumannya akan saya berikan setelah pembuatan iklan selesai!!”
“Iy-iya pak…” Apollo bergegas menuju ruangan make-up.
“Hahaha!! Kau telat!!” Daryan mentertawakan Apollo yang sudah basah kuyub karena keringatnya sendiri.
“Sudahlah… Yang penting datang!!” Apollo merasa kesal sekali.
“Cepat-cepat!! Mari kita mulai sekarang!!” Teriakan Edward terdengar jelas sekali.
“Huh dasar… Kenapa kali ini aku dapet peran tambahan lagi? Jadi maksudnya aku sia-sia aja neh tanda tangan itu kontrak? Jadi ini nasibku? Berhenti dunia hukum, mencoba untuk memulai di dunia periklanan… dan aku hanya menjadi peran sampingan?”
--Setelah selesai pembuatan iklan--
“Apollo!!”
“Y-ya, Pak?” Apollo terdengar sangat ketakutan untuk menerima ‘hadiah’ yang akan diberikan Edward.
“Kau terlihat lelah, hukumanmu akan saya tunda besok… Tapi, kau belum boleh pulang! Saya masih mau berbicara denganmu. Setelah selesai merapikan barang-barang di sini, saya mau kamu ke ruangan saya.”
“I-iya, pak!!” “Fiuhh… Untung saja Pak Edward masih berperasaan sama aku… Kalau tidak habislah sudah X.X”
--Beberapa menit kemudian, Apollo pergi menuju ruangan Edward—
“Permisi, saya Apollo” Apollo mengatakan sambil mengetuk-ngetuk pintu ruangan Edward.
“Ya, silahkan masuk!” Suara Edward terdengar dengan sangat kencang seakan-akan dia sedang emosi.
“Bapak memanggil saya?” Tanya Apollo.
“Silahkan duduk… Ada yang saya ingin bicarakan tentang actingmu, Apollo!”
“Ehh? Acting saya jelek, ya? Maap, pak! Saya akan mencoba lebih baik lagi pada iklan selanjutnya!” Apollo menunduk.
“Hey… Hey!! Saya kan belum selesai bicara! Dengarkan dulu!!”
“Umm… Maap, pak!!”
“Yang saya mo katakan itu… Actingmu bagus sekali Apollo!! Saya suka melihatmu acting!! Aku sudah tau kalau seseorang sepertimu bisa menjadi bintang iklan yang sangat hebat!! Hebat sekali!!”
Tak disangka Apollo bahwa Edward sebenarnya menyukai actingnya yang agak-agak lebay. “Wah!! Ternyata Pak Edward menyukai acting aku!! Sebentar lagi aku akan menjadi bintang iklan yang terkenal!!”
--End of Chapter 2--
Chapter 3 (lebih pendek dari chapter lainnya) - Spoiler:
Chapter 3
“Hmm? Tumben sekali Pak Edward tidak menelpon… Biasanya jam segini sudah telpon aku untuk cepat-cepat ke kantornya. Mungkin ia lagi sibuk memikirkan untuk iklan selanjutnya kali ya? Ya sudah, kalau begitu aku bisa jalan-jalan dulu.”
Apollo memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar kota karena ia sangat bosan di rumah. Pertama, ia memutuskan untuk pergi ke Wright&Co. Anything Agency. Tapi, setelah dipikir-pikir, ia tidak akan menemukan Trucy di situ karena ia sudah tidak pernah dapat kabar dari Trucy mengenai kehidupannya sekarang. Pada Akhirnya, Apollo hanya berjalan-jalan di sekitar kota.
“Hey!! Lihat dia! Kau tahu? Dia kan yang ada di iklan AXE dan Clear hair gel itu tuh.” Seorang wanita berbisik kepada temannya.
“Iy-iya juga!! Wah, ternyata kita bisa bertemu dia di sini.” Jawab wanita yang lain.
“Tapi kasian juga ya… Dia terkenal sebagai peran yang ditindas.”
“Iya-iya! Kan kasian orang-orang tahu dia sebagai ‘Artis yang paling sering ditindas’. Ya, tapi memang itu nasibnya hahahahaha…”
Apollo mendengar percakapan mereka. Ia langsung pergi meninggalkan kedua wanita itu dan memasuki sebuah super market. Sesampai di sana, pegawai super market tersebut langsung melihat Apollo.
“Kau… Bukankah kau pemain iklan itu? AXE body spray dan Clear hair gel? Wah, sayang sekali ya kau tidak jadi bintang iklannya. Kau hanya sebagai orang yang ditindas! Hahahaha…”
Apollo tetap diam dan melewati pegawai tersebut. Lalu, ia bertemu sang bintang Klavier Gavin pada bagian body spray.
“G-G-Gavin!? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya menjadi ‘bintang iklan’?” Apollo menyinggungnya.
“Ckckck… Hari ini hari libur bagiku. Jadi, hari ini kugunakan untuk membeli keperluan-keperluan untuk diriku. Seperti body spray ini, kau ingat? Kita mengiklankan body spray ini bersama!” Klavier menunjukan AXE body spray kepada Apollo.
“Bersama? Tapi aku hanya menjadi peran tambahan… Mengapa dia bisa bilang ‘bersama’? Apakah Gavin masih menganggap aku sebagi bintang utamanya? Mungkin aku harus bertanya padanya…”
“Errr…Klavier… Maksudmu dengan ‘bersama’? Aku hanya menjadi peran tambahan.”
“Tidak-tidak… Jika tidak ada kau, iklan ini tidak akan dibuat… Yah, walaupun aku tetap bintang utamanya. Dengar, seorang yang memerankan peranan tambahan itu termasuk penting dalam iklan. Jika tidak ada peran tambahan, iklan tersebut akan mati… Maka dari itu diadakan peran tambahan.” Klavier berkata sambil meninggalkan Apollo.
“…Tadi ia berkata ’jika tidak ada peran tambahan, iklan tersebut akan mati’? Hmm… apakah itu benar? Kalau begitu… Tanpa aku, iklan-iklan itu tak akan bisa ada di dunia ini? Ternyata, Dunia periklanan sungguh rumit. Baiklah, aku tidak peduli dengan ‘bintang iklan’ yang penting aku harus berusaha untuk sementara waktu sampai waktunya tiba.”
“Klavier, tunggu!”
“Ya?”
“Kau tahu Trucy bekerja di mana?”
“Dia bersama aku.”
“A-apa? D-d-dia bekerja bersamamu?”
“Ya, memang kenapa?”
“T-tidak… Aku hanya khawatir dengannya… Sudah lama aku tidak dapat kabar apa-apa dari dia.”
“Baiklah, aku akan menyuruhnya untuk memberimu kabar…”
Klavier kembali berjalan menjauhi Apollo. Sedangkan Apollo masih terpaku dengan kata-kata Klavier tadi dan sekarang ia pun bertekat untuk berusaha untuk menjadi bintang iklan dengan berusaha dari titik terbawah. Ya, itulah tekatnya… Seperti dunianya di bidang hukum. Segalanya harus di mulai dari titik terbawah. Ia pun berpikir bahwa Klavier juga melakukan hal yang sama.
--End of Chapter 3--
Last edited by tuna!vairin on Mon Jul 06, 2009 2:24 pm; edited 3 times in total | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 11:35 am | |
| Waw mantap Vairin XD Keren banget! <3 Apollo yang malaaang... Kenapa nama Edward ga jadi "Adver Tisment" aja sekalian? 8D;; | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 11:37 am | |
| tadinya mo itu cman aneh kalo Pak Adver jadi diplesetin dikit jadi Edward Tisment X3 | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 11:39 am | |
| Wkwkwkwkwk iya juga sih XD Bunyinya masih mirip~
Saya sih lebih suka "Adver" 8DDD | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 7:58 pm | |
| | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 04, 2009 10:52 pm | |
| Yaaay chapter 2~ 8DDD
Wkwkwkwk, Trucy selalu mengecewakan Apollo XD Untung aja Pak Edward suka dia! XD | |
| | | Turnabout Keyblade Bearer
Number of posts : 688 Age : 32 Location : wright & co. law office Reputasi : 7 Registration date : 2009-06-07
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sun Jul 05, 2009 12:39 pm | |
| ahahahaaa! lucu! itu bner2 tokoh utama lawakan! lanjutannya kapan kluar? | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sun Jul 05, 2009 7:10 pm | |
| yaah smoga bisa kluar secepatnya... lagi agak ga enak badan nih jdi sabar yaah | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sun Jul 05, 2009 10:06 pm | |
| @ Vairin: AMIN! ...Semoga ga jadi sakit! D: | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Mon Jul 06, 2009 2:25 pm | |
| tuh2 sudah dilanjutkan X.x | |
| | | Turnabout Keyblade Bearer
Number of posts : 688 Age : 32 Location : wright & co. law office Reputasi : 7 Registration date : 2009-06-07
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Mon Jul 06, 2009 2:51 pm | |
| tambah kocak!! @vairin: semoga cpt sembuh ya! | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Mon Jul 06, 2009 6:01 pm | |
| @robert Amin. wew... sekarang uda pusing + sakit perut X.x Chapter 4 will be pending for a while | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Mon Jul 06, 2009 6:13 pm | |
| Yaaay makasih banyak untuk chapter 3-nya Vairiiin 8D *glomp* Akhirnya... Apollo mengetahui kenyataan! *lha?* Semoga cepat sembuh! Banyak istirahat, saya siap menunggu kok! | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Mon Jul 06, 2009 9:40 pm | |
| wkwkwkwk Apollo sadar juga... abisnya kalo ga sadar2 brarti dia goblok bgt donk X.x
Amin, amin!! | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Tue Jul 07, 2009 3:02 pm | |
| Lanjutan!! Chapter 4 - Spoiler:
Chapter 4
Hari perhari berlanjut. Apollo belum mendapat kabar dari Edward mengenai iklan selanjutnya. Sampai pada suatu hari.
Apollo terbangun karena telepon genggamnya berbunyi. Dia melihat teleponnya. ‘Pak Edward’. Lalu, ia cepat-cepat menerima telepon itu.
“Apollo, maaf, saya minta kau datang ke kantor saya secepatnya… Ada suatu hal penting yang ingin saya bicarakan denganmu.”
Sebelum Apollo menjawab, Edward sudah mematikan teleponnya terlebih dahulu. Apollo segera bangun dari tempat tidurnya dan langsung lari ke kamar mandi. Setelah mandi, ia cepat-cepat sarapan dan lari ke stasiun mengejar bus yang ia tak pernah gunakan. Iya, Apollo biasanya berjalan kaki menuju kantor Edward karena tidak begitu jauh. Tetapi, kali ini karena Edward mengatakan secepatnya maka ia harus sampai di sana secepatnya.
Ternyata, ia sampai di kantor Edward sangat cepat. Ia langsung memasuki ruangan Edward dan ia melihat Edward yang sedang duduk merenung. Entah apa yang ia renungkan.
“Ada apa, pak?”
“Apollo, silahkan duduk…”
“Terima kasih. Jadi, apa yang tadi bapak mau bicarakan dengan saya?”
Edward menghela nafas. “Apollo, ini pembicaraan serius. Saya mohon kau mendengarnya dengan baik.”
“I-iya pak!” Apollo pun semakin gugup dan penasaran.
“Apollo, sepertinya kau sudah tidak bisa bekerja dengan saya lagi…”
”A-a… APA? T-TAPI MENGAPA?”
“Kontrakmu sudah hampir habis dengan saya… Dan saya sekarang ini tidak mempunyai ide mengenai iklan yang cocok untukmu selanjutnya. Seseorang juga sudah menawarkan jasanya untukmu. Ini lihat…” Edward memberikan sebuah kartu nama.
“Tisa Adver? Hmm… Nama yang unik. Jadi, dialah yang menawarkan jasa periklanan kepadaku? Tapi, aku tidak enak dengan Pak Edward. Maksudku, dia akhir-akhir ini sudah sangat baik padaku. Rasanya aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja.”
“Terimalah tawarannya, dia adalah saudaraku. Dia masih pemula dalam hal periklanan. Apollo, bantulah dia.”
“Jadi, Tisa Adver ini saudara dari Pak Edward? Hmm… Baiklah!” “Ya, akan saya terima, pak! Terima Kasih atas segalanya selama ini.”
“Ya, sama-sama… Semoga kau sukses!”
Apollo keluar dari kantor Edward dan jalan menuju ke kantor Tisa Adver.
“Permisi, saya ingin bertemu dengan Ibu Tisa Adver. Apakah ia sedang sibuk?”
“Maaf, nama anda?” Tanya seorang karyawan di situ.
“Oh maaf, saya Apollo.”
“Apollo?! Kau benar APOLLO? Silahkan, ruangannya sebelah sana.” Karyawan tersebut menunjukkan ruangan Tisa.
“Nyonya Tisa, Apollo datang menemuimu.”
“Suruh dia masuk.”
Karyawan itu mempersilahkan Apollo masuk ke dalam ruangan Tisa.
“Permis-“
“Silahkan duduk, Apollo!”
“Eh, iya… Terima kasih.”
“Jadi, kau tidak bekerja lagi dengan Edward? Hmm… Kukira Edward tidak akan melepaskanmu semudah ini.”
“I-iya, Pak Edward berkata kalau anda membutuhkan saya di sini?”
“Ya, Apollo, maukah kau menandatangi kontrak ini? Oh, saya lupa memperkenalkan diri saya, Tisa Adver.” Tisa memberi Apollo setumpukan kertas.
…
…
“Aku tidak akan menandatangani kontrak ini sebelum kubaca terlebih dahulu. …………?! Akan dijadikan bintang iklan? Wah, ini kesempatanku! Baiklah, akan kutandatangani!”
Apollo mengembalikan kontrak yang sudah ia tanda tangani.
“Kau setuju? Baiklah, tulis nomor telepon genggammu, saya akan menguhubungimu jika ada kegiatan.”
“Baiklah, sampai ketemu lagi!”
“Tunggu, Apollo!”
“I-iya?”
“Kau punya bakat dalam dunia periklanan!”
“M-maksud ibu?”
“Sudah, lupakan saja apa yang barusan kukatakan.”
“Err… Baiklah, saya permisi pulang…”
“Silahkan.”
Apollo sama sekali tidak menyangka hidupnya akan seperti ini, awalnya ia hanya seorang pengacara pemula. Setelah terkenal di dunia hukum, ia pun ditawarkan menjadi bintang iklan. Memang selama ini ia hanya menjadi peran tambahan, tapi sesuatu bisa saja terjadi.
Pada saat Apollo jalan menuju rumahnya, ia bertemu Trucy. Ya, Trucy Wright, orang yang sangat berharga bagi Apollo.
“Polly! Sudah lama sekali kita tidak bertemu!” Trucy pun menyapanya.
Apollo mengira bahwa Trucy sudah tidak akan menyapa Apollo. Mungkin Trucy sudah lebih terkenal dengan Apollo. Ya, mungkin saja.
“Polly! Apa kabarmu?”
“B-baik…”
“Kau masih bekerja dengan Pak Edward?”
“Tidak, aku sekarang bekerja dengan saudaranya, Tisa Adver. Bagaimana dengan pekerjaanmu?”
“Yah, baik-baik saja… Sayangnya, aku tidak bekerja dengan Klavier lagi… Sekarang aku bekerja dengan Ema… Mungkin lain kali kita bisa bekerja bersama lagi?”
“Klavier? Kenapa dia? Yah, semoga kita bisa bekerja bersama lagi seperti dulu.”
“Uhh… Memang susah jadi bintang terkenal. Dia sudah di kontrak sana-sini!! Bayangkan, betapa melelahkannya!”
Apollo merasa lega. Lega karena ia bisa bertemu dengan Trucy lagi setelah berapa lama tanpa mendengar kabar darinya.
--End of Chapter 4--
Chapter 5 - Spoiler:
Chapter 5: Final chapter
Sudah 2 minggu ia bekerja dengan Tisa, tapi ia belum mendapat pekerjaan. Ya, pada hari ini, ia mendapat telepon dari Tisa, katanya, ia sudah mendapat pekerjaan yang bagus untuk Apollo dan ia menyuruh Apollo supaya pergi ke kantornya secepatnya. Sesampai di sana, Apollo kaget. Ya, ia tidak percaya apa yang telah ia lihat.
Trucy, berdiri di sana dan memberikan senyuman kepada Apollo. Tidak hanya Trucy, Klavier pun juga di sana. Apollo bingung. Ia menampar-nampar dirinya, apakah ini mimpi? Tidak. Ini kenyataan. Apollo dapat merasakan rasa sakit dari tamparannya sendiri.
“Polly! Selamat yah!” Tiba-tiba Trucy mengucapkan ‘selamat’ kepada Apollo.
Apollo menjadi sangat bingung. “Ada apa ini? Mengapa Trucy tiba-tiba mengucapkan selamat kepada aku? Hmm… Apakah aku berbuat sesuatu yang membuat Bu Tisa senang? Sepertinya tidak. Tapi mengapa ada Klavier juga? Bukankah Trucy dan Klavier bekerja di tempat yang berbeda?”
“Trucy, ada apa ini?” Tanya Apollo dengan tampang polos.
“Polly! Kau tidak tahu?” Trucy menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Apollo, sini sebentar!” Tisa memanggil Apollo.
Tisa dan Apollo memasuki ruangan Tisa.
“I-iya, bu?”
“Maaf, saya lupa memberitahumu. Kau akan menjadi bintang iklan kali ini.”
“A-apa? B-b-bintang iklan!? Bintang iklan apa, bu?”
“Permen karet penyegar mulut. Trucy berkata bahwa kau punya ‘Chords of Steel’. Ia juga berkata bahwa iklan ini sangat cocok untukmu.”
“Trucy? Baik sekali dia… Terima kasih, Trucy.”
“Kita akan mulai tiga jam dari sekarang. Saya harap kau siap, Apollo.”
“B-baik, bu!”
Apollo keluar dari ruangan Tisa.
“Polly!! Selamat yah!!” sekali lagi, Trucy mengucapkan selamat kepada Apollo.
“Trucy, ini ide kau?” Tanya Apollo.
“N-ngga!”
“Sudahlah, mengaku saja…”
“I-iya… Huh, padahal aku sudah bilang ke Bu Tisa untuk tidak memberitahumu kalau ini ideku.”
“Hahaha… Terima kasih, ya!”
Apollo merasa senang. Bukan senang karena ia akan menjadi bintang iklan. Tetapi, ia senang karena ia mempunyai Trucy sebagai teman. Teman yang sangat baik. Ia masih memikirkan kata-kata Klavier waktu itu. Ya, ia menyutujui kata-kata Klavier. Tanpa pemeran tambahan, iklan tidak akan menjadi sempurna. Dan pada saat itu, ia tidak pernah mengingini untuk menjadi bintang iklan. Memang, ia masih memiliki mimpi untuk menjadi bintang iklan. Namun, mimpi tersebut tidak sebesar mimpinya dulu. Apollo pun berterima kasih kepada Klavier.
“Klavier! Terima Kasih,ya!”
“Hmm? Terima kasih dalam hal?”
“Kata-katamu waktu itu!”
“Hmm… hahahaha… Itu hanyalah kata-kata yang asal keluar dari mulutku.” Klavier pergi meninggalkan Apollo dan Trucy.
--Tiga jam kemudian
--
--
-- Selesai pembuatan iklan
“Apollo, kau memang mempunyai bakat.” Tisa berkata sambil menepuk-nepuk pundak Apollo.
“Terima Kasih, Bu!”
“Sayangnya, kau sudah tidak bisa bekerja dengan saya lagi. Saya ingin berhenti dalam dunia periklanan. Kau seharusnya mencari orang lain.”
“T-tapi kenapa, bu?”
“Saya hanya bosan. Saya tidak begitu meminati bidang ini, saya akan mencari bidang lain saja.”
“Saya juga. Saya akan kembali menjadi pengacara saja. Dunia periklanan bukanlah hal yang cocok untuk kehidupan saya. Saya memang terlahir sebagai pengacara. Terima kasih atas segalanya!”
“Sama-sama.”
Pada saat itu, tampak Edward datang. Ia memberi selamat kepada Apollo dan menawarkan untuk bekerja bersamanya lagi. Namun, Apollo menolak. Ia memberitahu Edward bahwa ia akan kembali pada dunia hukum. Menjadi pengacara handal.
-- Satu tahun kemudian
“Polly! Lihat! Lihat!” Trucy pun sudah berhenti dari dunia periklanan.
Trucy memberi koran hari ini.
“Ada apa dengan koran ini?”
“Lihat bagian bawah koran itu!”
Apollo Justice, the legendary Defense Attorney, is back in action!
--The End--
untuk chapter 5, spesial thanks to Turnabout a.k.a Robert atas ijin pemakaian ide iklannya
Last edited by tuna!vairin on Fri Jul 10, 2009 10:49 am; edited 2 times in total | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Tue Jul 07, 2009 3:40 pm | |
| Akhirnya! Pertemuan kembali dengan Trucy! 8DDD
Waw Apollo nasibnya lebih baik di dunia periklanan wkwkwkwkwk XD
Kau cuma post ini di sini apa di tempat lain juga Vai? | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Tue Jul 07, 2009 3:47 pm | |
| di sini... tadi mo di fanfic.net ato di LJ saia.. tapi diliat2 jgn deh.. ini spesial buat forum ini ajah ahahahah X3 | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Fri Jul 10, 2009 10:50 am | |
| !UPDATED! Chapter 5, ada di page 1 post plg bawah X3 | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Fri Jul 10, 2009 3:28 pm | |
| Yay ♥ Makasih atas chapter 5-nya Vairin ♥
AKHIRNYA! Apollo menjadi bintang utama! Tidak ditindas lagiii! XDD
*tepuk tangan meriah*
Yah tamat ya? D: | |
| | | Turnabout Keyblade Bearer
Number of posts : 688 Age : 32 Location : wright & co. law office Reputasi : 7 Registration date : 2009-06-07
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Fri Jul 10, 2009 3:32 pm | |
| | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Fri Jul 10, 2009 8:00 pm | |
| @tivi hahahaha maap2 saia kehabisan ide jdi terpaksa ditamatkan :3
@robert wkwkwkwkw klo sad ending kasian si Apollo | |
| | | Satsuki Yuuhi Ramius Victim
Number of posts : 24 Age : 31 Reputasi : 1 Registration date : 2009-06-25
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sat Jul 11, 2009 9:03 pm | |
| lho? mana chapter 5-nya aku kok nggak bisa nge-liat ya?? | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Sun Jul 12, 2009 7:08 am | |
| chapter 5 ada di page pertama post plg bawah.. barengan sama chapter 4 | |
| | | Om Tivi Self-Proclaimed Artist
Number of posts : 1174 Age : 29 Location : Between piles of books Reputasi : 8 Registration date : 2008-12-24
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Tue Jul 14, 2009 4:52 pm | |
| @ Vairin:
Terpaksa? D:
Yah mungkin memang baiknya ga usah panjang-panjang kali ya~ | |
| | | vairin Novità Giurista
Number of posts : 1448 Age : 29 Location : J-karta Reputasi : 7 Registration date : 2008-08-03
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan Wed Jul 15, 2009 5:30 pm | |
| @tivi iya.. klo panjang2 ntar susah buat endingnya.. kadang crita bisa melenceng dari pikiran soalnya X3 | |
| | | Sponsored content
| Subject: Re: Mendadak jadi bintang iklan | |
| |
| | | | Mendadak jadi bintang iklan | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | You cannot reply to topics in this forum
| |
| |
| |
|